Rabu, 31 Maret 2021

Dongkrak Kiat RA Kartini Di Era Milenial

 

                                                                                      
Dongkrak kiat Raden Ajeng Kartini di Era Millinial terdiri dari :
1. Kelahiran Raden Ajeng Kartini
2. Mendirikan sekolah wanita
3. Emansipasi wanita Era millineal
4. Kumpulan surat Kartini 
5 .Kiat Raden Ajeng  Kartini di Era Milenial

Pada zaman dahulu derajat wanita sangat rendah, mereka tidak bisa membaca dan menulis hanya orang-orang tertentu saja bisa mengenyam tentang pendidikan,  Mari kita sambut kelahiran Raden Ajeng  Kartini di Era Millineal.

1. Kelahiran Raden Ajeng Kartini

Raden  Ajeng Kartini, pahlawan pergerakan nasional bersadarkan Surat Keputusan Presiden RI No.108/1964 tanggal 2 Mei 1964 ini seorang saudara laki-laki. Neneknya, Conndro Negro, Bupati Demak termasuk seorang yang mula-mula mengecap kebudayaan Barat. Setelah Kartini dewasa, ia dikawinkan dengan Raden Adipati Ario Joyodiningrat,regen di Rembang. Karena itu   Kartini    terpaksa pindah ke Rembang mengikdilahirkan di Mayong, Jepara pada tanggal 21 April 1879. Kartini merupakan anak perempuan kedua dari Raden Jepara, Raden Adipati ARIO Sastraningrat. Ia       memiliki lima orang saudara perempuan  dan ut saminya. Kartini adalah seorang putri yang sangat       pandai dan cerdas.

Kartini memperjuangkan perempuan-perempuan memiliki tingkat pendidikan yang baik paling    tidak dapat membaca. Pemikirannya dan perjuangannya tidak hanya kemampuan membaca saja. Tetapi  perempuan -perempuan saat ini sudah trampil sebagai pemikir menganalisa dan mengambil keputusan. Kartini jaman sekarang bukan pengikut saja tetapi menjadi pemimpin. Seperti Indonesia yang menjadi presisen RI adalah Megawati Soekarno Putri menjadi presiden yang ke -5 yang menjadi pemimpin yang luar biasa Kartini di Era Millninel yang penuh dengan perjuangan wanita yang derajtnya disamakan dengan laki-laki. Berkat dengan kecerdasannya perempuan -perempuan menyaingi seorang laki-laki.

2. Mendirikan sekolah wanita

Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903, suaminya mengerti keinginan Kartini  dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita disebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang atau sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai gedung pramuka.
Kartini mempunyai keinginan untuk meneruskan pelajaran ke HBS Semarang, kemudian ke Negeri Belanda, terakhir bahkan sekolah di Jakarta saja, senantiasa gagal, karena ditolak oleh ayahhandanya.

Upaya tak kenal lelah kemudian mematangkan dirinya. Walaupun tak jadi bersekalah, namun ia masih punya semangat mendirikan sebuah sekolah untuk anak perempuan bangsawan di Karesidenan. Di bawah sifat dan wataknya yang tabah  dan tekun sekolah itu maju pesat. Ia menginginkan kaum wanita tidak tertinggal dari lelaki. 

Kartini School atau sekolah Kartini adalah sekolah khusus untuk perempuan yang didirikan oleh Yayasan Van Deventer di beberapa tempat untuk mendirikan para siswa perempuan berdasarkan keinginan Raden ajeng Kartini berdiri pada tahun 1912.

3. Emansipasi wanita

Di Era Milenial istilah emansipasi wanita telah mengalami pergeseran makna, hanya saja kebanyakan wanita masih belum paham bagaimana cara menerapkan dengan langkah nyata.
Jika dulu Kartini berjuang agar wanita bisa mendapatkan haknya, kini emansipasi wanita sebenrnya dapat diwujudkan dengan langkah-langkaah yang lebih mudah.

3.1 Wanita tidak menggantungkan hidupnya kepada siapun dan belajar lebih mandiri. Di Era milenial dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak menggantungkan suatu pekerjaan kepada laki-laki. Perempuan bisa bekerja tidak masak saja  atau menjahit melaikan berbagai pekerjaan bisa dilaksanakan oleh perempuan. karena pendidikannya yang diampunya  pendidikannya lebih tinggi.

3.2 Agen perubahan dalam kelompok kecil
Seperti di dalam kelompok pertemanan di dalam rumah. Peran agen perubahan untuk mempengaruhi orang untuk melakukan hal hal jauh lebih menantang dari pada melalukan kegiatan besar yang kurang diminati. Oleh karena itu, dengan melakukan hal yang sederhana dan membawa kebaikan dan manfaat bagi lingkungan sekitar sudah merupakan bentuk emansipasi.

3.3 Bentuk rasa syukur dan anugrah dari tuhan yang maha esa.
Melakukan kebaikan jangan dilakukan dengan setengah hati  melainkan dengan sepenuhnya  semoga Alloh membalasnya dengan penuh kebaikan.

3.4 Wanita dapat berkembang dan maju dari waktu ke waktu  tanpa menghilangkan jati dirinya.
Wanita yang  berprestasi tidak luput dari kodrat kewanitaannya hanya ilmu pengetahuan yang didapat untuk menambah wawasan menjadi Kartini masa kini.


4. Kumpulan surat Raden Ajeng Kartini

Keinginan untuk meneruskan pelajaran ke HBS Semarang, kemudian ke Negeri Belanda, terakhir bahkan  sekolah di Jakarta saja, senantiasa gagal, karena ditolak oleh ayahandanya.
Terdorong oleh rasa sedihnya, Kartini tekun dan tabah, menumpahkan kegiatannya tersebut melalui surat.Nyoman R.M. Abendanon, sahabat, sekaligus ibu ideologinya, tak kurang menerima 150 surat Kartini, yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul, Door Duisternis Tot Licht, habis gelap terbitlah terang.

Habis gelap terbitlah terang, mengungkapkan bahwa setiap manusia mengalami masa-masa sulit, tetapi juga akan merasakan masa-masa kebahagiaan.Kita tidak perlu sedih dalam keadaan apapun yang kita alami karena akan berakhir.

Buku yang memuat surat-surat kedua adiknya, Roekmini dan Kardinah itu, menyimpan dan mengungkapkan cita-cuta Kartini tentang kaum di Indonesia.

Cita-cita luhur Kartini R.A Kartini adalah ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang . Berkat jasanya beliau banyak para wanita Indonesia yang mengeyam pendidikan di Seluruh Indonesia malah ingin mantap lagi melanjutkan perkuliahan ke luar negeri.

Berkat jasanya kaum wanita Indonesia jaman era milenial para wanita  pandai-pandai tidak hanya bisa masak saja melainkan segala macam apapun dalam pendidikan yang bersipat positip seorang perempuan cita-citanya akan terkabul apakah ingin menjadi menteri? atau astronot ? atau yang lain? asalkan belajarnya dengan tekun dan rajin belajar yakin akan ada kemajuan yang luar biasa.  

5. Kiat Raden Ajeng Kartini di Era Milenial

Kiat Raden Ajeng Kartini di Era Milenial yaitu :
5.1 Belajar tidak membedakang gender

Pada jaman dahulu untuk belajar harus orang ningrat para bangsawan rakyat jelata tidak bersekolah, malah kaum wanita di rumah saja tidak boleh bersekolah. Cukup bisa masak dan membuat sambal katanya nanti juga akan ke dapur. Kartini merasa kasihan bagaimana nasib selanjutnya untuk para kaum wanita Indonesia. Maka semua pernyataan tersebut ditentang oleh Kartini dan melahirkan kumpulan surat dari temannya di Belanda yang tulisannya terkumpul menjadi habis gelap terbitlah terang.

Dengan berjalannya waktu untuk belajar tidak ada yang membedakan gender, semua kaum wanita dan kaum laki-laki mengenyam pendidikan yang sama sampai ke perguruan tinggi. Ada pepatah mengatakan, belajarlah mencari ilmu sampai ke liang lahat. Maka berlomba-lombalah mencari kebaikan  di dunia dan akhirat untuk mencari jalan terbaik yang diharapkan.


5.2 Belajar ilmu pengetahuan tidak ada pembatasnya

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan  tidak ada yang menjadi jurang pemisah antara kaum wanita dan kaum lelaki. Yang paling utama mempunyai kemampuan  untuk belajar ketingkat berikutnya. Dengan kemampuan yang dihadapi dapat mengubah prilaku yang diharapkan. Kemampuan kaum wanita dan kaum lelaki di Era Milenial  sangat luar biasa . Ini terbukti Departemen Pendidikan dan Departeman yang lain sudah banyak mencetak lulusan  yang diharapkan malah sampai pergi ke luar Negeri  demi ilmu pengetahuan yang dicapainya untuk meraih cita-cita yang diharapkan.

 
5.3 Di Era Digital kaum wanita semakin cerdas dan tangkas

Kaum wanita Indonesia di era digital semakin cerdas dan tangkas ketika kaum wanita  mampu mengambil peran diberbagai bidang, salah satumya bidang pendidikan atau politik serta beradaptasi dengan perkembangan tehnologi dan dunia inovasi.

Kemampuan yang dimiliki kaum wanita sama dengan pengetahuan yang di dimiliki kaum laki-laki karena dengan era milenial penuh dengan inovasi dan merasa tertantang untuk kemajuan jaman.

Perempuan cerdas di era digital untuk kaun wanita merupakan perjuangan dari Randen Ajeng Kartini yang mempunyai cita cita ingin menyamakan drajatnya dari kaum laki-laki.

Tidak hanya mempejuankan kesetaraan, tapi juga bidang sosial, hukum dan pendidikan. Perempuan cerdas dan mampu menempatkan dirinya di era digital ini.

Kartini adalah pejuang kaum wanita Indonesia seorang jenius yang mampu membaca masalah dan pendidikan para pemuda bangsanya yang sebenarnya baru kita kemukakan seorang negrawan yang berpengalaman dan tidak diharapkan dari gadis Jawa yang baru berusia 23 tahun. Ia memang seorang wanita hebat harum namanya.

Kartini pada jaman digital memiliki rasa yang berbeda. Perbedaan jelas terlihat dari kasad mata, Kartini saat ini lebih dinamis pintar dan memdudukan diri sejajar dengan pria.








                                                                                                                                  

BIO DATA PRIBADI

Nama Komalasari,S.Pd.,M.Pd, alamat Kp Papakgede  Rt 08 Rw 10 Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Jawa Barat, 
Aktifitas Seorang Kepala Sekolah SDN Mekarsari Bandung
Alamat blog wab saitejurnalkomalasari.blogspot.com
Medsos  instagram komalasari6016 ,Face book, KomalasariKomalasari
WA 085795433749
kamalasa6@gmail.com






                                                                                
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dongkrak Kiat RA Kartini Di Era Milenial

                                                                                         Dongkrak kiat Raden Ajeng Kartini di Era Millinial ...